Selasa, 12 Mei 2009

बेबेरापा क्रितेरिया क्रितिकुस सस्त्र सस्त्र यांग Ideal

KRITERIA KRITIKUS SASTRA YANG IDEAL
Oleh: Drs.Syafruddin Noor

1. Seorang kritikus sastra yang ideal harus memiliki kompetensi yang bersifat universal, yaitu bahwa pengetahuan dan dan wawasannya tentang sastra harus luas dan menyeluruh. Karena seorang kritikus sastra di samping menguasai teori-teori tentang kritik sastra dia juga harus banyak membaca dan menelaah karya sastrawan di dalam maupun di luar negeri.

2. Seorang kritikus sastra yang ideal harus memiliki visi sastra yang universal sehingga mampu melakukan kajian dan penelaahan yang bersifat lintas bangsa dan budaya. Kajian dan penelaahan yang dilakukan kritik sastra sifat tidak terbatas pada regional kedaerahan tetapi bersifat lintas regional pada karya sastra dunia dengan menampilkan sifat hakiki budaya dan bangsa yang bisa diterima oleh bermacam-macam ras, suku, dan agama yang ada di dunia ini. Serta tidak memfokuskan pada hanya satu bangsa atau agama tertentu.

3. Seorang kritikus yang ideal harus memiliki pengetahuan dan pemahaman bahwa karya sastra mengalami perkembangan dan perubahan yang berlangsung secara terus menerus. Karena sifat karya sastra tersebut maka seorang kritikus sastra harus juga membuka diri atas perubahan tersebut sebab bila tidak maka seorang kritikus sastra akan mengalami pendangkalan pemahaman atau degredasi pemikiran serta ketertinggalan konsepsi dasar terhadap pemahaman kajian sastra yang berlaku dari priode ke priode berikutnya. Karena sifat sastra mengikuti perkembangan masyarakat dan sekaligus merefleksikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka seorang kritikus sastra memahami hal ini. Dengan pemahaman seperti yang dikemukakan di atas maka kritik atau kajian terhadap karya sastra harus juga mengikuti perkembangan tersebut. Dengan pengetahuan dan wawasan kritikus sastra yang disebutkan di atas, maka kajian dan telaah yang yang dilakukan oleh kritikus sastra akan menjadi hidup dan menarik untuk dibaca oleh para pemerhati karya sastra.
4. Seorang kritikus sastra yang ideal harus mampu menjembatani antara karya sastra dengan pembaca melalui kajian atau telaah yang dilakukannya. Karena dengan diangkatnya karya sastra untuk ditelaan oleh kritikus sastra maka karya sastra tersebut akan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan untuk itu kritikus sastra diharapkan menilai dan menelaah karya sastra lebih objektif dan bijaksana dalam menilai.

5. Seorang kritikus sastra yang ideal mampu bersikap bijaksana dan tidak berat sebelah dalam menilai karya sastra. Hal tersebut dilakukan agar karya sastra yang ditelaahnya menjadi lebih memiliki nilai universal dan sempurna. Karena walau bagaimanapun baiknya karya sastra yang ditulis pengarang, namun apabila telaah yang dilakukan lebih condong ke subjektivitas maka hasil telaahnya akan sia-sia belaka.

6. Seorang kritikus sastra yang ideal adalah harus banyak membaca telaah sastra yang dilakukan orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar mampu menimbulkan daya pembeda dan daya banding yang tajam terhadap karya yang ditelaah. Penelaahan karya sastra yang sempurna akan lebih memhuat para pembaca kritik sastra dan para pembaca sastra umumnya akan lebih merasa membaca suatu ilmu yang diulas secara lugas dan ringan, pembaca merasa tidak terbeban oleh argumen teori yang dikemukakan oleh kritikus. Oleh karena itu apa yang diusahakan oleh kritikus sastra dalam menelaah karya sastra menjadi sempurna pada saat pembaca dan penikmat kritik sastra saling mencari kepentingan.
7. Seorang kritikus sastra yang ideal harus banyak menggauli karya sastra dan memahami berbagai teori tentang kritik. Selain itu seorang kritikus sastra harus mampu menghilangkan subjektivitas dalam menilai karya sastra yang dibaca. Karena seorang kritikus sastra harus mampu menilai berbobot tidaknya suatu karya yang dia baca. Kalau misalnya berbobot dijelaskan secara rinci melalui telaahannya, kalau tidak maka jelaskan dengan hati-hati. Berbobot tidaknya karya sastra yang dibaca akan kelihatan dari kemampuan kritikus sastra mengulas dan menyampaikannya kepada pembaca. Dengan penyampaian yang tepat dan sesuai dengan kriteria yang benar maka apa yang ditulis oleh kritikusa satra akan menjadi kebih pembaca pembaca terkadang menguasai mengetagui tidak hanya untuk dimiliki riteria yang patut menjadi kritikus sastra adalah orang yang betul-betul
8. Menjadi seorang kritikus yang ideal adalah orang yang serba tahu lebih awal dari pada penikmat sastra. Karena kritikus sastra adalah pemikir sedangkan pembaca karya adalah penikmat. Jadi sebagai pemikir harus memiliki argumen yang memadai untuk dikemukakan agar khalayak tidak merasa bosan dan merasa digurui. Dengan prinsif di atas maka seorang kritikus sastra harus punya felling yang kuat dalam menafsirkan karya sastra. Selain itu seorang kritikus sastra harus berhati-hati dalam mempertimbangkan dan memberikan penilaian terhadap karya sastra yang ditelaahnya.
9. Seorang kritikus yang ideal tidak boleh mengatakan bahwa karya sastra yang dibacanya sangat sulit dan sangat mudah dipahami. Karena hal tersebut cenderung bersifat menghakimi imajinasi pembaca. Dan melecehkan karya karya sastra tersebut. Karena berbobot tidaknya suatu tulisan (karya sastra) tergantung dari sudut mana penilaian yang dilakukan terhadap karya sastra tersebut.
10. Kritikus sastra yang ideal memiliki kemampuan untuk memelihara dan menjembatani antara peminat sastra (khalayak sastra) dan penulis sastra (sastrawan) Sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling memerlukan satu sama lainnya. Termasuk juga dalam hal ini penerbit karya sastra yang bersangkutan.
11. Kritikus sastra yang ideal tidak memihak salah satu blok dalam komunitas sastra tetapi dia mampu merangkul keseluruhan komunitas dalam sastra pada zaman atau periode apapun.

Tidak ada komentar: